Monday, March 1, 2010

IMIGRAN

Cerpen terakhir yang pernah aku buat


Bulir-bulir salju mulai hinggap diatas pusara yang baru
saja kubuat. Seorang dari para pelayat itu mulai membaca
lafadz do’a dalam bahasa arab yang fasih. Tak ada raut
kesedihan diwajahnya, begitu pula para pelayat yang hanya
berjumlah enam orang itu, wajah mereka yang sejatinya
berwarna kuning kecoklatan khas asia tenggara itu tampak
pucat pasi. Gigi mereka bergemeletukan dengan sesekali
gumpalan uap yang menyerupai asap rokok keluar dari mulut
mereka. Mereka tampak lebih larut menghayati dinginya hujan
salju yang menembus mantel mereka meski bersenti-senti
tebalnya ketimbang mengkhidmati upacara pemakaman itu
sendiri.

Amin...pembaca do’a itu
menutup do’anya sembari mengusap wajah lembabnya.
Amin...diikuti para pelayat, juga
mengusap wajahnya. Kemudian mereka bercakap-cakap sebentar
dengan bahasa yang tak pernah kudengar sebelumnya dan
kedengaranya unik, banyak mengeluarkan fonem huruf
‘A’-nya. Mungkin itu bahasa negara asal mereka.
Nah! Upacara selesai sudah. Hatiku mulai was-was.
Bukanya apa-apa, selama hampir tiga tahun aku bekerja
sebagai penjaga sekaligus penggali kubur dipemakaman khusus
muslim ini tak ada yang lebih menyenangkan hatiku selain
megikut sertai pemakaman orang indonesia.Yah, seperti saat
ini. pokoknya istimewa!
Para pelayat mulai beranjak meninggalkan pusara ini
kecuali satu orang, dia tetap berdiri ditempatnya. Pria ini,
aku hafal benar tabiatnya yang menyimpang dari kebiasaan
disetiap kali dia hadir dalam mengikuti ritual penguburan di
pemakaman ini. Dan tabiatnya itulah yang kuanggap istimewa.
Sebab, dia takkan beranjak sebelum menaburkan uang Mark
diatas pusara dengan jumlah yang tidak sedikit.
Kuangkat sekop kesayanganku, dan melangkah mengikuti
jejak para pelayat tadi. Ketika kami hampir mencapai pintu
gerbang komplek pemakaman, kupalingkan wajahku kebelakang.
Duhaibetapa senang hatiku, pria itu mulai menaburkan
uang diatas pusara yang nantinya akan menjadi bonus tak
terdugaku.
Telah dua kali salju berguguran saling timpa menimpa
dari daun cemara karena tak kuat menahan tumpukan salju yang
membebaninya. Tapi, pria itu belum juga keluar dari
pemakaman. Aku mulai jenuh menunggunya. Kutolehkan lagi
kepalaku kebelakang demi penasaran, bukan nafsu serakahku.
Astaga! Pria itu kini telah rebah sejajar dengan pusara.
Bergegas aku berlari kearahnya dengan rasa cemas berkecamuk
didadaku. Tanpa membawa sekop tentunya.
* * *
Terima kasih, maaf merepotkan anda. Sesak
nafasku memang sering kambuh di musim dingin, ucapnya
dengan nafas yang masih belum teratur. Meskipun begitu tetap
terlihat bahasa Jermanya yang fasih, tentu dia telah lama
tinggal di negeri ini pikirku.
Mungkin tuan sakit asma, aku menimpali
tanpa menoleh padanya. Berlagak sibuk dengan botol-botol
sampanye persediaan musim dingin yang sedang kupilih untuk
ku-suguhkan.
Barangkali iya, tapi menurutku bukan. Sebab
menyerangnya tidak seperti asma laiknya yang diderita
kebanyakan orang. Kilahnya.
Menurut tuan? Bukanya menurut dokter..?
tanyaku tanpa maksud melucu
Aku tak percaya pada dokter, bahkan aku benci
dokter.
Aku tak segera menanggapi ucapanya. Segelas sampanye
ukuran jumbo kusuguhkan padanya dengan harapan bisa
menghangatkan badanya dan hatinya, kalau bisa. Tapi dia tak
segera menerima gelas yang kini masih kugenggam. Tampaknya
ia sedang menimbang-nimbang. Namun akhirnya diraihnya juga
gelas ini dari tanganku.
Sekali lagi terima kasih. ucapnya. Kali
ini aku juga tidak menanggapi. Entah kenapa aku jadi cuekan
orangnya. Tidak seperti dulu, suka berbasa-basi. Apakah aku
kini menjadi kebarat-baratan setelah empat tahun tinggal
dinegara Eropa ini ataukah memang begini efek dari profesiku
sebagai penunggu kuburan? Entahlah.
Tak percaya pada dokter? apakah tuan lebih
percaya pada paranormal, barangkali,
komentarku mengembalikan topik pembicaraan yang tadi sempat
tertunda.
Juga tidak, ucapnya lirih seperti
berguman. Dia diam beberapa saat. Jeda itu dimanfaatkanya
untuk mulai meneguk sampanye yang kusuguhkan. Aku jadi
sedikit berbangga atas pelayananku. Kemudian dia melanjutkan
ucapanya. Sebenarnya memang aku harus percaya dokter.
Andaikata delapan tahun lalu ibuku tidak meninggal diujung
gunting oprasi dan selang-selang oksigen para dokter.
Ia mendesah. Kurasakan juga beban berat didadanya.
Tragis juga, pikirku. Seorang anak kehilangan ibunya dimeja
operasi karena keteledoran dokter, lalu pandanganya terhadap
semua dokter berubah.
Dia diam, dirapatkanya jaket tebal hitamnya kemudian
lututnya dilipat hingga menyatu dengan dada seolah ia
berharap hawa dingin tak akan mampu lagi menembus sampai
kepori kulitnya.
Akupun ikut diam. Tak ingin mengungkit memori masa
silamnya yang kelabu. Kuamati lagi profil pria paruh baya
ini. Wajahnya cukup ganteng, rambutnya hitam pekat dengan
diselingi beberapa helai uban tanda umurnya sudah berkepala
tiga. Tatap matanya tajam, kerut kerut diwajahnya menambah
kewibawaan dan banyaknya pengalaman.
Aku senang, kini nafasnya lebih teratur. Ia menatap
wajah legamku yang sekaligus sebagai identitas ras dan
kebangsaanku; Afrika. Kemudian pandanganya beredar lagi
mengawasi sudut dan sisi cottage ini dan pandanganya
berakhir ketika terbentur pada nyala api di tungku pemanas.
Tak puas hanya melihat, pria itu beringsut dari tempat
pembaringan lalu membuka mantelnya yang tebalnya tidak umum
dipakai oleh penduduk kota Frankfurt ini. sedikit tergesa
dia melangkah menuju perapian tanpa memperdulikan aku sama
sekali. Mungkin dia merasa hawa panas disini tidak cukup
hangat bagi tubuhnya.
Deg! tiba-tiba darahku berdesir tidak teratur. Cemas,
malu, takut, bercampur baur menjadi satu dan melahirkan
perasaan serba salah. Sebab uang-uang yang kupungurt dari
atas pusara tadi sedang kujemur disitu. Segera saja kuraih
sampanye yang baru seteguk diminumnya. Lantas kuekori guna
mengklarifikasi. Klarifikasi? Anggap saja begitu.
Itu uang tuan, mungkin terjatuh ketika asma eh,
sesak nafas tuan kambuh tadi, jelasku dari pertanyaan
yang tak pernah terlontar dari mulut pria ini. Lalu aku
mengambil tempat disisinya, kami sama-sama menghadap api
yang sedang berkobar indah. Kusuguhkan lagi segelas sampanye
ini untuk kedua kalinya.
Seharusnya uang itu tak perlu anda ambil, uang
ini memang sengaja kutabur sebagaimana bunga, ucapnya
datar. seraya menenggak sampanye yang kusuguhkan dengan
nikmat sekali kelihatanya.
Pengganti bunga? tanyaku
takjub. Apakah di negeri tuan memang begitu
kebiasanya?
Tentu saja tidak. Tapi apakah ada bedanya antara
uang dan bunga ketika ia berfungsi sebagi simbol?
ucapnya sambil melirikku. Aku diam saja, lalu dia meneruskan
ucapanya; Bunga hanya tumbuhan biasa bukan? Seperti
tumbuhan lainya. Cuma bentuknya saja yang lebih indah.
Karena keindahanya itulah maka dijadikan oleh manusia
menjadi berbagai simbol. Dari untuk mengungkapkan cinta yang
indah hingga untuk kematian yang mencekam. Bunga selalu
menjadi sasaran dari kebingungan manusia untuk membahasakan
perasaanya kedalam ungkapan perbuatan.
Benar juga, timpalku pelan. Aku mulai
tertarik dengan pria ini. lalu kuambil selembar uang kertas
Mark diantara puluhan uang yang berjejer dihadapan kami.
Tidaklah salah kalau bentuk uang dikatakan indah,
bahkan bisa jadi orang menilai rupanya lebuh indah dari
bunga. Tapi tuan, bukankah makna uang sering berkonotasi
rendah dan hina walaupun nilainya tinggi? Karena uang,
harga diri seseorang bisa jatuh, bahkan hingga harga diri
sebuah bangsa, kataku coba menyadarkan pria ini dalam
mengartikan sebuah simbol.
Dia tersenyum. Senyuman yang sulit kuartikan apa arti
senyumanya itu. Lalu dia berkata; BenarBenar
katamu. Karena itu maka dia pantas mendapatkan perlakuan
seperti demikian itu. Dan seperti katamu tadi, dia telah
menggadaikan harga dirinya, juga harga diri bangsanya. Cuma
demi MarkYang saat ini kau pegang itu, lalu
dia diam sejenak, tampaknya ia mulai terbawa emosinya
sendiri. Dia berucap lagi; Terlalu agung kiranya jika
kuhormati dia meski dengan bunga.
Kalau boleh saya tahu, apa dosa almarhun kenalan
tuan itu? tanyaku mulai bersemangat.
Dimakamkan diantara pepohonan ek dengan diiringi
hujan salju, keren bukan? Itulah cita-cita dan
dosanya.
Hanya itukah? tanyaku kurang yakin atas
jawabanya.
Mungkin, tapi dosa-dosa kecilnya bagiku yang
lebih berat. Dia itu sebenarnya adalah teman dekatku, dulu
kami satu fakultas, bahkan satu jurusan. Dulu, lima tahun
lalu tepatnya. Ketika kami baru saja menamatkan kuliah
dengan gelar Master of Business Administration di salah
satu universitas di Berlin, dia berkata kepadaku;
Agus, aku takkan pulang. Bagiku negeri ini lebih
menjajikanku untuk hidup layak dari pada negeri kita;
Indonesia. Lihatlah Gus, indonesia tidak pernah memberikan
apa-apa bagi kita, apalagi menjanjikan untuk hidup layak.
Katanya lagi, kalaulah negara itu tak pernah melahirkan
diriku, mungkin nama Indonesia sudah lama kuhapus dari
memoriku.
Tapi tuan, saya kira sahabat tuan, maksud saya
almarhum sahabat tuan itu tidak bisa serta merta
disalahkan. Mungkin dia cuma korban dari situasi. Terus
terang, saya sendiri juga seorang imigran, dari Sudan
tepatnya. Meski negeriku terluas didaratan benua Afrika,
bagiku sudah tak memberi harapan banyak. Negeriku selalu
bergejolak seperti halnya negeri tuan. Demikian juga tanah
negeri kami, yang subur sudah dimiliki oang kaya dan sisanya
hanya gurun tandus. Nah, apakah kami harus merampok atau
mencuri sebab, mengemispun belum tentu bisa menjamin kami
untuk hidup walau cuma sehari. Jangan tuan katakan hidup
sejahtera adalah dijamin negara seperti yang tertera di
undang-undang negara. Lalu pekerjaan dan hidup kami
dijamin, apologiku untuk membela sang almarhum. Atau
untuk membela diriku sendiri?
Jangan salah, saudara! Negeriku tidaklah seperti
negeri anda. Tanah negari kami adalah tanah surga, demikian
kata pujangga negeri kami turun temurun karena sangat
suburnya tanah. Hingga tongkat yang kami tanam diatasnya
pun, akan tumbuh menjadi pohon. Negeri kami adalah master
piecenya karya Tuhan diantara semua negeri dimuka bumi ini.
Tapi entah ada kutukan apa, penduduk negeriku tak pernah
merasa makmur tinggal diatasnya sebaliknya lebih suka
memilih tinggal dinegeri orang lain meski disana derajatnya
lebih hina. Sebab disana mereka berprofesi sebagai pembantu
rumah tangga yang diperlakukan sebagai budak, menjadi buruh
atau kuli. ada juga segelintir diantara mereka yang tinggal
dinegeri orang dengan pekerjaan yang lebih terhormat dimata
kita. Seperti profesor diperguruan tinggi, teknokrat yang
jenius, hingga olahragawan yang berbakat yang seharusnya
mngharumkan nama negara. Tapi bagiku mereka itu tidak
terhormat, bahkan sebaliknya, tidak memiliki kehormatan.
Sebab walau bagaimanapun mereka adalah pekerja, pengabdi,
budak! Dan negeriku bukan negeri yang melahirkan
budak.
Ucapanya terhenti untuk menarik nafas. Kelihatanya dia
sesak lagi tapi bukan karena hawa dingin, tapi karena
amarah yang menumpuk tak terlampiaskan. Pandanganya
dialihkan kejendela kaca yang tak tertutup gorden hingga
terlihat diluar sana nisan yang berbaris kaku membeku. Lalu
dia melanjutkan ucapanya; Hingga mereka mati terhina
disana.
Hatiku ikut menggigil demi mendengar kata-katanya.
Terus terang aku tersiggung. Tapi, kuakui pria ini memang
ada benarnya. Sebaliknya emosi chauvinis yang sudah lama
mati selama dan sebanyak para jenazah yang kukubur, kini
merayap lagi dalam dadaku. Tuhan apakah aku mesti
kembali, setelah apa yang kuinginkan yaitu keluar dari
negeriku yang carut marut telah tercapai meski hanya menjadi
seorang panggali kubur? Tuhan, apakah jika aku kembali aku
harus menggarap gurun pasir menjadi lahan pertanian? Tuhan,
kenapa tidak Kau ciptakan tanah negeriku seperti negeri tuan
ini? Aku menghentikan do’aku yang konyol ini. Kalau
kuteruskan maka kalian akan tahu kepengecutanku. Lalu aku
mempertanyakan kembali doaku itu; kalau tanahku subur,
apakah pasti makmur? Sedang tanah yang suburpun panduduknya
malah pergi meninggalkan tanahnya itu sebagaimana penduduk
negeri asal pria ini. Dan tanah yang tanduspun bukan berarti
tidak bisa makmur. Sebab, sepengetahuanku banyak juga negara
maju tapi tanahnya tandus.
Berangkat dari anganku ini aku kembali tertarik untuk
bertanya;
Lalu, bagaimana nasib penduduk di negeri tuan
yang tersisa? tanyaku kubuat sedikit dramatis
Mengenaskan, ujarnya tak kalah dramatis.
Kini mereka bagai domba-domba yang kehilangan
gembalanya. Apa lacur, domba-domba yang kebingungan itu
mengangkat srigala-srigala licik yang bukan dari bangsanya.
Sebab domba itu pikir walaupun bukan bangsanya srigala itu
lahir ditanah yang sama. Dan lebih tragis lagi
srigala-srigala itu mengangkat pemimpin lagi berupa singa
yang juga bukan dari bangsanya juga bukan dari
tanahnya.
Kembali aku tercenung dibuatnya. Aku berusaha memahami
bahasa simbolnya meski pendidikanku tak setinggi pria ini.
Aku jadi bingung, peran yang manakah yang harus kusalahkan
dalam hal ini? Orang asing yang menjajahkah atau para
pemimpin pribumi yang menjajah bangsanya sendiri? Rasanya
menyalahkan pemimpinpun sama dengan menyalahkan diri sendiri
sebab para pemimpin itu rakyat sendiri yang mengangkatnya
sehingga jadi pemimpin. Ah, benar kiranya apa yang dikatakan
pria ini. Yang paling pantas dikambing hitamkan yaitu
kebodohan. Kebodohan siapa saja, yang pantas dan merasa
bodoh atau dibodohi.
Pria ini menatap jendela lagi. Rupanya hujan salju
telah reda. Dan tampak diluar dana pemandangan yang indah.
Ranting -ranting pepohonan apel tua dan pohon ek dengan
latar belakang perbukitan yang putih diliputi salju serta
nisan yang juga bermahkotakan salju begitu terlihat asri dan
mendamaikan hatiku. Kalau begini aku sering membayangkan
seandainya salju turun diatas padang pasir Afrika. Tentu
indah kan? Dan kami akan berebutan menjadi pembuat telapak
kaki pertama diatas salju-salju itu.
Aku segera menyadari, ini juga berarti pembicaraan
kami segera berakhir. Dan sebelum pria ini manyadarinya
seperti jalan pikiranku ini, aku ingin menanyakan satu
pertanyaan pemungkas yang bagiku teramat penting;
Maaf tuan, mungkin ini bersifat privacy.
Ehmm.., aku sedikit berdehem meuntuk menyusun
kalimat. Kalau boleh saya tahu, sebagaimana cerita
tuan tadi, tuan telah menamatkan studi dengan gelar master
sejak lima tahun lampau. Lalu kenapa tuan sekarang masih
berada di Jerman ini? interogasiku dengan intonasi
kubuat sehalus mungkin berharap pria ini tidak tersinggung.
Pria itu tidak segera menjawab sebagaimana
pertanyaan-pertanyaanku sebelumnya yang langsung dijawabnya
dengan menggebu. Ditenggaknya dulu sampanye yang mulai
terasa dingin hingga tandas. Hmm, kalau aku lain.
saat ini aku sedang dalam perjuangan Perjuangan yang
mulia. Aku telah dianugerahi Tuhan seorang gadis Jerman yang
kini menjadi isteriku. Bagiku, dia adalah anugerah terbesar
dalam hidupku, ia harus kujaga dan pula aku tidak mungkin
meninggalkan isteri dan anakku yang kini telah berjumlah dua
orang. ucapnya santai, tanpa beban sedikitpun.
Dengan gaya sedikit tergesa ia melirik arloji yang
melingkar di pergelangan tanganya. Wajahnya berubah seperti
kehilangan sesuatu yang berharga. Aku tak terpengaruh oleh
tindakanya. Sebab aku sudah mencium gelagat ini.
Oya, aku jadi ingat isteriku. Dia pasti gelisah
menungguku. Aku telah telat pulang ke rumah, racaunya.
Lalu dengan cekatan mengenakan mantelnya yang tadi
dilepas. Saya minta diri dulu ya, Sekali lagi saya
ucapkan banyak terima kasih atas semuanya. Kalau ada waktu
untuk berkunjung atau barangkali butuh bantuan saya, hubungi
saya di alamat ini, ujarnya lagi sambil menyodorkan
selembar kartu nama.
Aku tak punya pilihan dan tak punya waktu untuk
memilih. Lantas kuterima saja.
Mungkin aku bisa mengusahakan kerja yang lebih
bagus untuk anda. Permis.. Pamitnya sambil
membalikkan badan. Langkahnya kuiringi dengan tatapan penuh
perasaan benci yang mulai timbul dihatiku.
Perjuangan yang mulia? Huh, bull shit!
makiku dalam hati
Kini aku sendiri lagi. Tak tahu apa yang harus aku
perbuat. Aku mengamati lagi lembaran Deutsche mark yang
berserakan disekelilingku aku jadi tak tega membencinya.
Bukankah dia manusia juga? Oleh karena dia masih dikatakan
manusia, tentu manusiawi kalau dia punya alasan sendiri.
Cerpen Oleh: Marhalim

Voice Over Internet Protocol

Pendahuluan
Saat ini di Indonesia maupun di dunia, telepon merupakan kebutuhan telekomunikasi yang paling utama. Orang bahkan rela mengeluarkan sejumlah uang hanya untuk menelpon rekan bisnis maupun koleganya yang terletak di luar kota bahkan negara. Namun dewasa ini, di Indonesia, biaya komunikasi telpon cukup mahal
Karena pada beberapa segmen masyarakat terutama di kalangan bisnis, kebutuhan telpon hampir bisa disamakan dengan kebutuhan manusia akan kebutuhan primer, apakah masyarakat mau meninggalkan atau mengurangi kebiasaan menelpon terutama dengan naiknya biaya pulsa dari PT. Telkom saat ini ? Apabila tidak, adakah alternatif lain untuk melakukan percakapan telpon dengan biaya murah ?

I. TCP/IP dan Voice Over Internet Protocol (VoIP)
Tak dapat disangkal teknologi yang berkembang paling pesat saat ini adalah teknologi komunikasi data. Pemicunya adalah internet, jaringan komunikasi data global yang berbasis protokol komunikasi TCP/IP. Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini turut mendorong terciptanya suatu infrastruktur komunikasi data yang murah dan massal. Keberadaan infrastruktur ini membuat sebagian orang berpikir untuk melewatkan suara dalam jaringan ini. Pemikiran seperti inilah yang mendorong perkembangan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP).
VoIP sendiri ialah teknologi yang memungkinkan komunikasi suara dan fax menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) untuk dijalankan diatas infrastruktur jaringan packet network. Jaringan yang digunakan bisa berupa internet atau intranet. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah suara atau fax menjadi format data digital tertentu yang dapat dikirimkan melalui jaringan IP. Berbagai macam produk telah tersedia di pasaran, baik berupa software yang merubah suara menjadi data digital dan mengirimkannya ke tujuan, sampai dengan integrasi hardware/software yang mampu menyediakan sarana komunikasi suara dan fax dengan kualitas setara dengan carrier-class network.
II. Perkembangan Teknologi Pendukung VoIP
2.1 Chip DSP
Digital Signal Processor (DSP) merupakan komponen utama dalam proses kompresi suara. Arsitektur DSP processor didesain untuk perhitungan aritmatik yang berhubungan dengan algoritma pengolahan sinyal digital berkecepatan tinggi. Pada awalnya, DSP dijual dengan harga cukup mahal dan kemampuan pengolahannya belum optimal untuk implementasi algoritma kompresi suara yang membutuhkan kecepatan dan throughput data tinggi, padahal transmisi suara di atas infrastrukur packet network dengan kualitas yang dapat diterima manusia membutuhkan algoritma kompresi dan pengolahan sinyal yang kompleks disertai dengan kebutuhan computing power (dihitung dalam skala Million Instruction Per Second atau MIPS) yang cukup tinggi. Akibatnya, pada masa lalu solusi transmisi suara diatas packet network bukan merupakan solusi cost-effective apabila dilihat dari aspek biaya dan kualitas suara yang dihasilkan.
Tetapi, dewasa ini harga DSP processor semakin menurun berlawanan dengan kemampuan komputasi processor yang semakin tinggi. Dengan kemampuan komputasi ini, maka kualitas suara yang dihasilkan otomatis menjadi semakin tinggi sedangkan biaya pembuatan sistem menjadi semakin rendah.
Grafik perbandingan harga DSP processor dibandingkan dengan kualitas suara yang dihasilkan dapat dilihat di bawah ini :


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5pUdR6avXS1do5Edubkx950kpXuyuspz4s6MklqyIf0zNy9J_oDTK-97OMCHyfqaTkltT74-wK3LgDCHOX0YNMONrTrIHU_c37Hh35J4gteSEKa5U6RZf6zK5cqyid9WkC5VCr3c5hkk/
(Gambar 1, Sumber : Gartner Group 1997)
2.2 High Speed Router
Router memiliki peranan untuk proses routing paket dari satu jaringan ke jaringan yang lainnya. Pada awalnya router hanya melakukan proses routing dan forwarding paket dari satu interface ke interface jaringan yang lain dengan cara best-effort.
Dewasa ini, dengan didukung teknologi mikroelektronika dan digital yang canggih telah dihasilkan high speed router yang mampu menggabungkan proses routing, forwarding, dan switching paket diatas hardware dengan kualitas wirespeed performance dan arsitektur non-blocking, sehingga mampu menangani jaringan berkecepatan tinggi yang hingga saat ini telah mencapai skala 2,4 Gbps dengan delay proses yang sangat rendah.
Selain kemampuan diatas, router masa kini telah dibekali kemampuan untuk menerapkan Quality of Service (QoS) di jaringan. Berbagai algoritma untuk antrian (queueing) seperti Weighted Fair Queuing (WFQ) dan protokol alokasi resource jaringan seperti Resource Reservation Protocol (RSVP) telah diintegrasikan pada software dan hardware yang ada pada router. Karena transmisi suara di atas packet network membutuhkan kualitas transmisi jaringan yang tinggi dan perlakuan yang berbeda, maka router --sebagai salah satu komponen pada packet network—telah siap digunakan untuk mendukung transmisi suara yang akan dijalankan diatas infrastruktur packet network.
2.3 DWDM (Dense Wave Division Multiplexing)
Dewasa ini, cahaya merupakan salah satu media yang banyak dipilih untuk sarana transmisi data jarak jauh berkecepatan tinggi yang biasanya ditemukan pada backbone jaringan. Pada umumnya, cahaya ditransmisikan pada media kabel fiber optic. Biaya yang dibutuhkan untuk membentang kabel fiber optic masih sangat mahal, sehingga besar bandwidth maksimum yang dapat ditampung oleh backbone dibatasi oleh jumlah kabel yang dibentang karena untuk ekpansi selanjutnya dibutuhkan biaya yang sangat besar.
Tetapi karena kebutuhan bandwidth untuk transmisi data meningkat pesat, sedangkan kebutuhan tersebut tidak diikuti dengan penambahan kapasitas backbone (yang berarti membentang kabel baru) karena limitasi biaya, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu digunakan suatu teknologi yang mampu meningkatkan bandwidth transmisi kabel fiber optic itu sendiri tanpa harus membentang kabel baru.
Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) mampu meningkatkan kapasitas kabel fiber optic dari maksimum 2,4 Gbps menjadi 100 Gbps. Artinya, pada satu kabel yang sama, kemampuannya dapat ditingkatkan hingga mencapai 50 kali lipat. Solusi ini dianggap cukup efisien dari segi biaya dan peralatan karena pemilik backbone cukup menambahkan periferal yang dibutuhkan tanpa perlu membentang kabel baru.
III. Keuntungan VoIP
3.1 Harga Peralatan yang lebih murah
Teknologi voice over IP dibangun berbasis teknologi internet yang perkembangannya sangat cepat. Perkembangan yang sangat cepat ini menyebabkan harga peralatan akan turun dengan sangat cepat. Berbeda dengan teknologi PBX dan PSTN yang cenderung statis.
3.2 Efisiensi bandwidth
Keuntungan menggunakan voice over IP timbul terutama dari semakin murahnya komponen elektronik terutama chip DSP. murahnya chip DSP ini memungkinkan diwujudkannya hal hal yang dulu mustahil dilakukan seperti melakukan kompresi suara menjadi paket data 8 Kbps dengan kualitas sama dengan 64 Kbps PCM. Besar kanal yang saat ini digunakan oleh satu kanal suara dengan teknologi VoIP dapat digunakan oleh delapan kanal suara, sehingga, otomatis tarif telekomunikasi pun akan menurun drastis. Penurunan tarif akan semakin terasa jika sistem ini digunakan untuk SLJJ.
Selain itu, dengan adanya feature silence supression dan voice activity detection (VAD), bandwidth jaringan yang ada dapat sekaligus dipakai untuk transmisi data dan suara. Akibatnya, efisiensi kanal akan semakin tinggi.
3.3 Biaya perawatan yang murah
Karena VoIP berbasis pada teknologi internet, jaringan internet yang sudah ada dapat diperluas sehingga mensupport teknologi ini dengan harga yang tidak mahal. Selain itu, jaringan dapat dikelola dengan cara dan pengetahuan yang tidak jauh berbeda dengan mengelola jaringan internet. Pengelola internet di jaringan yang bersangkutan cukup memanage satu jaringan saja. Tidak diperlukan training tambahan karena orang IT sudah terbiasa dengan peralatan jaringan yang digunakan.
3.4 Munculnya aplikasi baru
Karena voice over IP dibangun diatas jaringan intenet, yang dikenal dengan timbulnya berbagai jenis aplikasi baru yang menarik, maka dimungkinkan adanya pengembangan dan penambahan service-service baru untuk value added service (VAS) servis yang sudah ada. Contohnya user dapat menelpon tanpa harus memutuskan sambungan internetnya. User dapat dihubungi walaupun sedang berinternet dan lain lain
IV. Aplikasi Baru Untuk VoIP
Barikut ini diberikan beberapa kemungkinan aplikasi yang mungkin diterapkan dengan dijalankannya service Voice Over IP ini dilihat dari sisi pengguna atau operator jaringan VoIP ini.
4.1 Business to Business
Pihak pertama yang dapat diuntungkan oleh teknologi ini ialah perusahaan besar, terutama yang memiliki lokasi tersebar dalam jarak berjauhan dan sudah memiliki intranet atau jaringan komputer antar cabang perusahaan. Jaringan komputer ini dapat dirubah dengan mudah sehingga dapat melewatkan trafik suara. Dengan demikian, komunikasi suara antar cabang dapat dihemat biayanya dibandingkan dengan biaya SLJJ biasa.
Jaringan ini dapat pula diperluas tidak hanya dengan menghubungkan cabang perusahaan, tetapi juga perusahaan lain yang berhubungan dengan perusahaan ini , meniru konsep Extranet.
4.2 ISP
Internet Service Provider ialah pihak yang paling berpeluang untuk mengambil kesempatan dengan teknologi ini. Tersedianya infrastruktur jaringan berbasis IP serta point of present di berbagai tempat merupakan keunggulan tersendiri. Dengan teknologi Voice Over IP ini, ISP bisa memberikan beberapa service tambahan bagi pelanggannya. Service tersebut adalah
· Service 0 - 800 – xxxxxxxx. Dengan service ini, pelanggan ISP tanpa menggunakan komputer dapat mengakses serta menggunakan jaringan VoIP sebagai sarana sambungan langsung jarak jauh dengab biaya yang kompetitif.
· Pelanggan ISP yang sedang “surfing” di internet dapat langsung menghubungi telepon tertentu tanpa harus memutuskan sambungan modem. Pelanggan ini dapat menelpon melalui program aplikasi H323 compliant yang ada di PC (misalnya netmeeting).
· Selain menghubungi, pelanggan yang bersangkutan bisa juga ditelpon tanpa harus menutup koneksi internetnya.
· Aplikasi yang lain ialah internet call waiting. ada pemberitahuan jika terdapat telpon masuk dan pelanggan dapat memutuskan untuk menerima atau tidak panggilan tersebut.
· ISP bisa juga menyediakan aplikasi Voice Mail, terutama untuk menampung pesan dari panggilan telpon yang tidak diangkat tadi.
· Beberapa ISP dapat bekerja sama untuk saling melewatkan panggilang telepon bagi pelanggannya.
4.3 Perusahaan Telekomunikasi Baru
Tentu saja aplikasi VoIP yang paling menarik perhatian ialah bagaimana membentuk jaringan telekomunikasi sendiri dengan mem-bypass perusahaan telkom biasa serta menawarkan berbagai service yang tak mampu dilakukan oleh perusahaan telkom konvensional. Hal ini sangat mungkin dilakukan, namun pasti akan terbentur dengan satu hal, yaitu regulasi pemerintah.
V. Arsitektur Sistem VoIP
VoIP merupakan salah satu bagian dari metode pengiriman suara menggunakan teknik packet voice. Metode packet voice yang lain adalah Voice over ATM dan Voice over Frame Relay. Semua jaringan packet voice menggunakan prasarana jaringan paket (packet network) dan mengikuti arsitektur pada gambar di bawah ini :




(gambar 2, arsitektur packet voice network)

Di sisi jaringan paling luar (edge) terdapat komponen yang disebut “voice agent”. Tugas dari komponen ini adalah untuk merubah informasi suara dari telepon menjadi bentuk data yang dapat ditransmisikan pada jaringan paket. Jaringan kemudian akan mentransmisikan data ke voice agent yang terhubung dengan telepon tujuan.
Dari arsitektur diatas, jaringan VoIP dapat ditinjau dari dua segi yang berbeda, yaitu voice agent dan packet network itu sendiri.
5.1 Voice agent
Voice agent sangat menentukan kualitas suara yang ditransmikan pada jaringan VoIP. Terdapat dua komponen pada voice agent yang perlu diperhatikan, yaitu voice coding dan signalling di dalam jaringan VoIP
5.1.1 Voice Coding
Suara manusia dan semua suara yang bisa kita dengar, secara umum merupakan sinyal analog. PSTN mentransmisikan suara dalam bentuk sinyal digital karena transmisi sinyal analog memiliki banyak kelemahan.
PSTN merubah sinyal suara dari telepon diubah ke format digital yang disebut Pulse Code Modulation (PCM). PCM melakukan sampling sinyal analog dengan rate 8000 sample/detik dan tiap sample direpresentasikan dalam satu kode 8 bit. Dengan ini, untuk satu percakapan dibutuhkan satu kanal dengan kapasitas 64 Kbps. Salah satu pengembangan dari PCM yaitu ADPCM menggunakan pengkodean 4 bit untuk setiap sample sehingga membutuhkan kanal dengan kapasitas 32 Kbps untuk setiap percakapan.
Transmisi digital pada PSTN, baik menggunakan PCM maupun ADPCM harus dilakukan secara sinkron. Akibatnya walaupun tidak terdapat percakapan, selalu terdapat aliran data terus menerus pada kanal yang digunakan, padahal secara statistik 50 % waktu yang digunakan pada saat percakapan telepon merupakan silent period.
Untuk menghemat bandwidth, International Telephony Union (ITU) telah mengeluarkan beberapa standar baru untuk voice coding yang membutuhkan bandwidth lebih kecil. Voice coding tersebut antara lain :
· G.711 voice coding PCM dengan bandwidth 64 Kbps
· G.726 voice coding ADPCM dengan bandwidth 40, 32, 24, dan 16 Kbps
· G.728 voice coding dengan kompresi Code-Excited Linear-Predictive (CELP) dengan bandwidth 16 Kbps.
· G.729 voice coding dengan kompresi CELP dengan bandwidth 8 Kbps. Kualitas suara yang dihasilkan menyamai voice coding ADPCM dengan bandwidth 32 Kbps.
· G.723.1 yang dapat digunakan untuk kompresi percakapan maupun komponen audio pada aplikasi multimedia dengan bandwidth 5,3 dan 6,3 KBps. Standar ini merupakan komponen dari keluarga H.324.
Untuk melakukan perbandingan kualitas suara yang dihasilkan oleh voice coding diatas, dibuat satu pengukuran yang didasarkan pada skala Mean Opinion Score (MOS). Skala MOS memiliki rentang antara 0 (paling rendah) sampai dengan 5 (paling tinggi). Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Compression Method Bit Rate (kbps) Processing Power (MIPS) Framing Size (ms) MOS Score
G.711 PCM 64 0.34 0.125 4.1
G.726 ADPCM 32 14 0.125 3.85
G.728 LD-CELP 16 33 0.625 3.61
G.729 CS-ACELP 8 20 10 3.92
G.729 x2 Encoding 8 20 10 3.27
G.729 x3 Encoding 8 20 10 2.68
G.729a CS-ACELP 8 10.5 10 3.7
G.723.1 MPMLQ 6.3 16 30 3.9
G.723.1 ACELP 5.3 16 30 3.65


Dari tabel diatas, juga ditampilkan delay masing-masing voice coding. Delay menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan decoding dan encoding data menggunakan voice coding tersebut. Delay merupakan salah satu parameter yang harus diperhatikan sebelum kita memilih voice coding yang hendak digunakan karena transmisi suara sangat sensitif terhadap delay. Delay sendiri tidak mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan.
Kata-kata yang diucapkan oleh seseorang memiliki sebuah arti. Arti tersebut dapat terdistorsi apabila pada terdapat delay yang terlalu besar pada saat transmisi. Oleh karenanya jaringan transmisi yang dibuat harus mampu menyampaikan suara yang diucapkan pada saat dilakukan percakapan secara reliable, sinkron, dan sesuai dengan arti kata sebenarnya.
5.1.2 Signalling
Signalling merupakan bagian lain dari voice agent yang bertugas untuk melakukan inisialisasi percakapan. Jaringan VoIP ataupun packet voice application yang fungsional harus mampu menyediakan layanan dimana pemanggil cukup menggunakan mekanisme dialing yang ada untuk terhubung ke voice agent dan kemudian mampu dihubungkan ke telepon tujuan yang terhubung pada voice agent yang lain.
Terdapat dua model signalling pada jaringan packet voice :
· Transport model – Pada model ini, dua voice agent saling terhubung satu sama lain dalam konfigurasi point-to-point.
· Translate model – Pada model ini, sejumlah voice agent dapat terhubung ke jaringan yang mengerti metode signalling yang digunakan. Voice agent harus mampu melakukan mapping dari nomor telepon menjadi IP, Frame Relay, atau ATM address sesuai dengan teknologi yang digunakan melalui servis lain yang mampu menunjukkan voice agent yang terhubung ke nomor telepon tujuan.
Pada jaringan packet voice, signalling dibagi menjadi dua bagian : external dan internal. External signalling berhubungan dengan signalling antara telepon/PABX dengan voice agent. Sedangkan internal signalling berhubungan dengan signalling antar voice agent di dalam network cloud. Makalah ini hanya akan membahas internal signalling secara lebih spesifik.
Internal signalling harus mampu menyediakan dua kemampuan : kontrol koneksi dan informasi status koneksi. Kontrol koneksi digunakan untuk pembuatan jalur untuk transmisi data antar dua voice agent. Informasi status koneksi bertugas memberikan sinyal busy, ringing dan sebagainya. Untuk VoIP, standar H.323 telah disepakati untuk digunakan pada internal signalling.
H.323 merupakan standard yang dikembangkan oleh International Telephony Union (ITU) untuk transmisi traffic komunikasi multimedia pada jaringan intranet maupun packet network. H.323 mendefinisikan jaringan multimedia secara lengkap, mulai dari peralatan sampai protokol yang digunakan.
Arsitektur jaringan VoIP dengan internal signalling menggunakan standar H.323 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(gambar 3, Arsitektur VoIP + H.323)

Komponen-komponen dari standard H.323 yang digunakan pada jaringan VoIP antara lain :

1. H.323 Gateway, digunakan sebagai gateway antara telepon (PSTN)/PABX dengan jaringan packet H.323. Gateway menyediakan interface ke PSTN, mengolah sinyal suara dan fax ke format paket yang dapat ditransmisikan di jaringan, dan melakukan komunikasi dengan gatekeeper untuk menjalankan fungsi Registration Admission Status (RAS) untuk routing paket ke tujuannya di dalam jaringan.
2. H.323 Gatekeeper digunakan untuk address resolving, menemukan IP address dari gateway yang dituju, dan mengatur bandwidth serta Quality of Service yang dibutuhkan. Gatekeeper mampu melakukan administrasi satu zona yang terdiri dari beberapa H.323 gateway.
VI. Masalah Di Jaringan Internet : Quality Of Service
Sebagai jaringan yang didesain sejak awal sebagai jaringan komunikasi data, jaringan internet mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan jaringan telpon. Data-data mengalir di internet memperebutkan bandwidth yang ada. Kecepatan sampainya data tergantung pada banyak dan besarnya paket data yang berebut bandwitdh pada saat yang sama. Semua paket data diperlakukan dengan perlakuan yang sama.
Kondisi jaringan yang seperti ini berbeda dengan jaringan telepon biasa, dimana satu kanal hanya dikhususkan untuk satu pembicaraan telepon. Tidak terdapat perebutan bandwidth disana. Akibatnya, kualitas suara pun terjaga.
Beberapa masalah yang timbul akibat tidak terjadinya Quality of Service data yang harus disampaikan secara real-time ke tujuannya antara lain :
· Kekurangan Bandwidth
· Delay yang terlalu lama
· Jitter / Variasi Delay
Agar jaringan IP/internet dapat dengan sukses melewatkan paket data berupa suara, jaringan ini harus dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu memberikan Quality of Service sesuai permintaan aplikasi VoIP ini. Paramater tersebut ialah Bandwidth, Delay, dan Jitter
6.1 Bandwidth
Yang pertama kali harus dilakukan agar jaringan IP memiliki QoS ialah dengan memberi fasilitas pengalokasian bandwidth pada jaringan ini. Dengan alokasi bandwidth ini, setiap aliran / flow paket data yang berisi suara mendapatkan jatah bandwidth yang tetap dan tidak perlu berkompetisi dengan paket data lain. Teknik alokasi bandwidth ini dilakukan dengan teknik teknik seperti RED (random early detection) , WRED (weighted random early detection) , dan WFQ (weighted fair queuing)

Gambar 4, Weighted Fair Queueng (WFQ
6.2 Delay
Router dan jaringan IP memiliki karakteristik khusus yang menyulitkan pengontrolan delay dan variasinya (jitter). Proses penanganan paket IP selama ini selalu dilakukan secara best effort. Paket IP yang datang diperlakukan sama dan diservice sesuai dengan urutan kedatangan. Ukuran paket IP sendiri bervariasi, sehingga delay dan variasi delay di jaringan menjadi besar dan tidak menentu.
Delay dan variasi delay ini dapat berakibat buruk bagi kualitas suara. Hal ini terjadi karena informasi suara memiliki karakteristik “timing”. Suku kata tertentu dari suatu kata harus diucapkan dalam selang waktu tertentu antara ia dan suku kata berikutnya. Bahkan pause pun mempunyai arti sebagaimana bagian yang verbal. Karekteristik waktu ini harus dipertahankan agar pembicaraannya tetap memiliki arti.
Agar jaringan IP ini dapat digunakan untuk menangani paket suara, maka baik delay maupun variasinya harus dapat dikontrol dan ditekan serendah mungkin.


Gambar 5, Contoh Penyebaran Delay di jaringan VoIP

Jenis jenis delay :
6.2.1 Accumulation Delay / Algorithmic delay
Delay ini terjadi karena frame suara harus dikumpulkan terlebih dahulu sebelum di proses oleh voice coder. Lama delay ini tergantung jenis voice coder dan waktu sampling nya.

Jenis Voice Coder Bps Accumulation Delay
G.726 ADPCM 16, 24, 32, 40 Kbps 0.125 microsecond
G.728 - LD-CELP 16 Kbps 2.5 millisecond
G.729 - CS- ACELP 8 Kbps 10 millisecond
G.723.1 – Multi Rate Coder 5.3, 6.3 Kbps 30 millisecond

6.2.2 Processing Delay
Delay ini terjadi karena proses pengumpulan dan pengkodean sample suara menjadi paket data yang siap untuk ditransmisikan dalam jaringan. Delay ini tergantung pada kecepatan processor dan algoritma yang digunakan.
6.2.3 Network Delay
Delay ini terjadi disebabkan oleh medium fisik dan protokol yang digunakan untuk transmisi data, serta besarnya buffer yang digunakan untuk menghilangkan jitter di penerima/receiver. Network delay ini tergantung pada kapasitas jaringan serta kecepatan processing di router router yang dilalui.
6.3 Jitter (Variasi Delay)
Selain meminimasi delay, problem utama dalam VoIP ialah bagaimana mengeliminasi jitter/variasi delay. Cara yang digunakan untuk mengeliminasi delay ialah dengan mengumpulkan serta menahan sementara beberapa urutan paket data di buffer hingga paket terakhir tiba, sehingga dapat dimainkan dalam selang waktu yang tepat. Buffer ini disebut dengan dejitter buffer. Namun hal ini menyebabkan delay tambahan.
Dua hal yang kontradiktif ini menghasilkan berbagai skema untuk mengatur ukuran dejitter buffer agar sesuai dengan besarnya jitter yang akan dihilangkan, yang kuantitasnya berubah-ubah sesuai dengan kondisi jaringan.
Dua pendekatan yang digunakan untuk mengatur besar atau kedalaman dejitter buffer adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan pertama ialah mengukur variasi paket dalam dejitter buffer dalam selang waktu tertentu. Sedikit demi sedikit, ukuran buffer disesuaikan dengan hasil perhitungan jitter yang dilakukan. Pendekatan ini cocok digunakan pada jaringan dengan performansi jitter yang konsisten terhadap waktu, seperti misalnya Asynchronous Transfer Mode (ATM).
2. Pendekatan kedua ialah dengan menghitung jumlah paket data yang datang terlambat dan menghitung rasio antara paket ini dengan jumlah paket yang berhasil diproses. Rasio ini digunakan untuk mendapatkan ukuran dejitter buffer dengan tepat. pendekatan ini cocok untuk jaringan dengan variasi kedatangan paket yang tinggi, seperti misalnya jaringan IP/internet.
3. Selain teknik yang dilakukan diatas, jaringan juga harus dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan delay dan jitter yang minimal. Sehingga menghasilkan QoS yang konsisten.
6.4 Protokol QoS diatas TCP/IP
6.4.1 Resource Reservation Protocol (RSVP)
Resource Reservation Protocol (RSVP) adalah protokol yang memungkinkan user melakukan reservasi bandwidth ke tujuannya sebelum melakukan transaksi data. Pada umumnya di jaringan terdapat dua jenis traffic :
· Traffic data yang tidak membutuhkan reservasi bandwidth karena telah diatur oleh protokol di level transport. Protokol di level transport seperti TCP memungkinkan adanya kontrol aliran data secara end-to-end.
· Traffic data real-time yang membutuhkan reservasi bandwidth. hal ini diperlukan kaena trafic ini sering mengalami masalah apabila hanya bergantung pada protokol di level transport.
Aplikasi-aplikasi berbasis data, umumnya tidak membutuhkan reservasi bandwidth dan membutuhkan bandwidth yang lebih kecil dibandingkan traffic real-time. Sedangkan pada aplikasi real-time membutuhkan hal yang sebaliknya. Pada jaringan tradisional, kedua aplikasi tersebut harus berebut resource jaringan yang ada.
Pada jaringan yang menggunakan RSVP, maka kemungkinan penggunaan bandwidth yang tersedia oleh aplikasi data seperti FTP dapat dihindari. Router-router yang telah RSVP-aware akan memeriksa prioritas data yang datang dan akan melakukan seleksi pengiriman data atas dasar prioritasnya.
Mekanisme RSVP memungkinkan traffic data real-time melakukan reservasi bandwidth terlebih dahulu sehingga performa traffic akan selalu konsisten dari waktu ke waktu.
6.4.2 Real Time Protocol (RTP) dan Compressed Real Time Protocol (CRTP)
Real Time Protocol (CRTP) header merupakan protokol standar Internet yang digunakan untuk transportasi data-data real-time seperti suara pada VoIP. RTP ditujukan sebagai sarana transpor data untuk aplikasi-aplikasi video-audio conferencing dan aplikasi audio visual lain di jaringan.
RTP terdiri dari dua bagian, header dan data. Bagian data merupakan satu protokol tersendiri yang digunakan untuk mendukung fungsi dari aplikasi yang digunakan. Bagian header RTP berukuran cukup besar, sebagai contoh apabila digabungkan dengan header IP dan UDP, ukuran header RTP dapat berukuran 40 byte. Untuk aplikasi VoIP dengan data yang hanya berukuran 20 byte, maka sangat tidak efisien apabila kita langsung mentransmisikan data dengan RTP tanpa mengkompresinya terlebih dahulu
Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bandwidth pada transmisi data menggunakan RTP, maka dikembangkan Compressed Real Time Protocol (CRTP). Protokol ini mampu melakukan kompresi header RTP/UDP/IP dari 40 byte hingga berukuran 2 sampai dengan 5 byte saja.


Gambar 6, Stack Protokol di H.323 terminal
kiriman Jajang Setiawan